Senin, 21 Maret 2011

Perkembangan Kredit di Indonesia (2000-2010)

     Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit perbankan terus meningkat pada Minggu kedua Oktober 2010 sebesar Rp950 miliar sehingga total kredit mencapai Rp1.641,31 triliun. Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta, Selasa mengatakan kenaikan kredit bersumber dari naiknya kredit Rupiah sebesar Rp1,41 triliun, sedangkan kredit valas turun Rp0,64 triliun. Dengan data tersebut, selama tahun 2010 (ytd) kredit naik Rp211,11 triliun atau tumbuh 14,76 persen, dan secara tahunan (yoy), kredit naik Rp291,03 triliun atau tumbuh 21,55 persen.

     Kredit rupiah tercatat tumbuh sebesar 21,26 persen, sedangkan kredit valas tumbuh lebih tinggi yaitu 23,40 persen. Untuk penyalurannya, pangsa kredit rupiah sangat dominan, yakni mencapai 86,03 persen dari total kredit, sedangkan kredit valas hanya sebesar 13,97 persen. Kredit rupiah naik pada tiga kelompok bank (bank persero, bank asing, dan BPD), tertinggi pada kelompok BPD sebesar Rp0,89 triliun. Sedangkan kelompok bank campuran dan swasta mengalami penurunan masing-masing sebesar Rp0,12 triliun dan Rp0,10 triliun.

    Sementara kredit valas hanya naik pada kelompok bank campuran sebesar Rp0,12 triliun. Sedangkan tiga kelompok bank swasta, persero, dan kantor cabang bank asing mengalami penurunan. Penurunan terbesar pada kelompok kantor cabang bank asing Rp0,35 triliun. Sementara penyaluran kredit valas kelompok BPD tidak mengalami perubahan. Selama sepekan, spread suku bunga rupiah melebar dari 5,70 persen menjadi 5,76 persen, karena suku bunga dasar kredit (SBDK) rupiah naik, sedangkan suku bunga deposito rupiah satu bulan menurun.

     SBDK rupiah perbankan naik 5 bps karena 2 kelompok bank menaikkan suku bunganya yakni BPD sebesar 11 bps dan bank campuran 6 bps. Sedangkan suku bunga 3 kelompok bank yang lain persero, swasta, dan KCBA tidak mengalami perubahan. Sementara, turunnya rata-rata suku bunga deposito rupiah 1 bulan perbankan sebesar 1 bp disebabkan suku bunga 3 kelompok bank (BPD, KCBA, dan campuran) meningkat , tertinggi pada kelompok bank campuran (8 bps). Pada instrumen valas, pergerakan suku bunga yang cukup signifikan terjadi pada 2 kelompok bank swasta dan campuran yang menaikkan rata-rata suku bunga deposito valas 1 bulan, masing-masing sebesar 8 bps dan 6 bps. Sementara 2 kelompok bank persero dan BPD tidak mengubah suku bunga valas-nya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar